Cara Menghilangkan Stres Setelah Dapat Teguran Di Tempat Kerja!

Pernah nggak sih, kamu ngerasa semangat kerja udah maksimal, tapi tetap aja dapet teguran dari atasan? Rasanya campur aduk malu, kesel, kecewa, bahkan jadi nggak fokus kerja. Wajar kok, manusiawi banget. Tapi, jangan sampai stres ini numpuk dan bikin kamu kehilangan motivasi. Yuk, kita bahas gimana cara menghilangkan stres setelah dapat teguran di tempat kerja, dengan cara yang simpel tapi ngena!

9 Tips Ampuh Cara Menghilangkan Stres

1. Tarik Napas, Jauhkan Diri Sebentar

Saat emosi lagi tinggi, apalagi setelah kena teguran, penting banget buat kasih waktu buat diri sendiri. Coba cari tempat yang tenang mungkin ke pantry, ke toilet, atau keluar sebentar buat ambil udara segar. Tarik napas dalam-dalam, hembuskan perlahan. Lakukan beberapa kali sampai kamu merasa sedikit lebih tenang.

Metode ini mungkin terdengar sepele, tapi terbukti bisa bantu menurunkan tensi emosi dan meredakan stres secara cepat.

2. Jangan Langsung Menghakimi Diri Sendiri

Kebiasaan buruk setelah kena teguran adalah langsung nyalahin diri sendiri secara berlebihan. Padahal, belum tentu semua salah kamu. Evaluasi boleh, tapi jangan sampai self-talk kamu berubah jadi toxic.

Coba ubah pola pikir, misalnya dari:
“Aku gagal.” → jadi → “Aku masih bisa belajar dan memperbaiki ini.”

Self-compassion penting banget dalam proses healing dari stres kerja. Semakin kamu memaafkan diri sendiri, semakin cepat stres itu reda.

3. Tulis Perasaanmu

Kalau kamu tipe orang yang suka overthinking, nulis bisa jadi terapi yang ampuh. Ambil notes atau aplikasi di HP, lalu tulis semua unek-unekmu tanpa filter.

Menulis bisa jadi cara untuk memproses emosi. Kadang, setelah ditulis, kamu bisa lihat situasinya dari sudut pandang yang lebih objektif. Plus, kamu juga bisa lebih paham apa yang sebenarnya bikin kamu stres..

Baca Juga:
Cara Mengendalikan Emosi Dan Selalu Bersikap Profesional Saat Sedang Bekerja

4. Ngobrol Sama Orang yang Bisa Dipercaya

Jangan pendam semuanya sendiri. Kalau kamu punya teman kerja atau sahabat yang bisa dipercaya, coba curhat. Kadang cuma dengan ngomong, beban bisa jauh lebih ringan.

Tapi ingat, pilih orang yang memang bisa kasih support positif, bukan malah nambah bensin ke api. Ngobrol santai bisa bikin kamu merasa nggak sendirian dan dapet perspektif baru.

5. Lihat Teguran Sebagai Proses Belajar

Nggak ada orang yang selalu benar, dan nggak semua teguran berarti kamu buruk dalam pekerjaan. Coba ubah perspektif: teguran itu bentuk perhatian agar kamu berkembang.

Emang nggak enak sih ditegur, apalagi di depan orang lain. Tapi daripada fokus ke malunya, lebih baik ambil pelajaran dari situ. Apa yang bisa diperbaiki? Apa yang bisa kamu lakukan agar kejadian serupa nggak terulang?

Dengan begini, kamu bukan cuma menghilangkan stres, tapi juga membangun mental kerja yang lebih kuat.

6. Lakukan Hal yang Kamu Suka Setelah Pulang Kerja

Setelah hari kerja yang berat, kasih reward ke diri sendiri. Bisa dengan makan makanan favorit, nonton film lucu, main game, atau sekadar tidur lebih awal.

Aktivitas menyenangkan bisa bantu otak melepaskan hormon bahagia seperti dopamin dan serotonin, yang otomatis bantu redain stres. Ingat, work-life balance itu penting!

7. Fokus ke Progres, Bukan Perfeksi

Salah satu sumber stres terbesar adalah ekspektasi untuk selalu sempurna. Padahal, yang penting adalah progres. Sedikit demi sedikit, asal konsisten, kamu pasti akan jadi versi terbaik dari dirimu.

Jadi, jangan patah semangat cuma karena satu teguran. Ambil napas, bangkit lagi, dan tunjukkan kalau kamu bisa belajar dari kesalahan.

8. Jangan Ragu Minta Feedback Lanjutan

Kalau kamu merasa belum puas dengan teguran yang diberikan, atau pengen tahu lebih jelas apa yang bisa diperbaiki, jangan ragu buat tanya balik secara sopan.

Contohnya:
“Saya ingin belajar dari ini, kira-kira bagian mana yang paling perlu saya perhatikan ke depannya?”

Dengan cara ini, kamu menunjukkan sikap proaktif dan profesional, sekaligus bisa mencegah stres berlarut-larut karena overthinking.

9. Jaga Kesehatan Mental Secara Rutin

Terakhir, jangan tunggu stres datang dulu baru cari cara meredakannya. Mulai biasakan diri untuk menjaga kesehatan mental setiap hari. Entah lewat journaling, olahraga ringan, meditasi, atau sekadar me-time di akhir pekan.

Semakin kamu kenal dan sayang sama diri sendiri, semakin kuat kamu dalam menghadapi tekanan, termasuk teguran di tempat kerja.

Cara Mengendalikan Emosi Dan Selalu Bersikap Profesional Saat Sedang Bekerja

thebathwizard – Jujur aja, siapa sih yang nggak pernah ngerasa kesal atau capek di tempat kerja? Apalagi kalau deadline numpuk, atasan banyak maunya, atau rekan kerja mulai nyebelin. Tapi, yang perlu kita sadari, dunia kerja nggak cuma soal performa, tapi juga soal sikap dan cara mengendalikan emosi kita saat berinteraksi sama orang lain.

Mengendalikan emosi itu penting banget supaya kita tetap bisa bersikap profesional. Kenapa? Karena emosi yang nggak terkendali bisa bikin reputasi hancur, hubungan antar tim jadi rusak, bahkan karier kita bisa mandek di situ-situ aja.

Berbagai Tips Ampuh Cara Mengendalikan Emosi Saat Kerja

Kenali Pemicu Emosi Kamu

Langkah pertama untuk mengendalikan emosi adalah kenali dulu apa yang bikin kamu meledak. Bisa jadi kamu gampang tersinggung karena tekanan kerja, kurang tidur, atau merasa kurang dihargai.

Catat dan pahami momen-momen saat kamu mulai emosional. Dengan begitu, kamu bisa lebih siap dan sadar saat menghadapi situasi serupa di masa depan.

Contoh pemicu umum di tempat kerja:

  • Kritik dari atasan yang terasa menyinggung

  • Rekan kerja yang tidak kooperatif

  • Beban kerja yang tidak seimbang

  • Drama internal atau politik kantor

Tarik Napas, Jangan Reaktif

Ketika emosi mulai naik, coba tarik napas dalam-dalam dan hitung sampai lima. Teknik sederhana ini bisa bantu banget untuk nahan respon yang impulsif. Jangan langsung balas email yang bikin kesal. Jangan juga langsung konfrontasi saat lagi panas. Ambil waktu buat tenang dulu.

Ini bukan soal menahan emosi, tapi soal mengatur timing dan cara penyampaiannya supaya tetap profesional. Nggak semua hal harus direspon saat itu juga.

Belajar Menyampaikan Emosi dengan Cara yang Sehat

Mengendalikan emosi bukan berarti memendam semuanya. Justru, kalau terlalu dipendam, bisa jadi bom waktu. Yang penting adalah bagaimana kamu menyampaikannya.

Gunakan bahasa yang sopan tapi tegas. Misalnya:

“Saya merasa agak kewalahan dengan beban kerja minggu ini. Apakah memungkinkan untuk mendiskusikan prioritas tugas?”

Cara penyampaian yang sehat ini bikin orang lain juga lebih respect ke kamu dan terbuka buat cari solusi bareng.

Jaga Profesionalisme Meski Sedang Nggak Mood

Profesional itu bukan berarti selalu harus tersenyum dan baik-baik aja. Tapi lebih ke gimana kamu tetap bisa kerja dengan baik meski mood lagi buruk. Fokus ke tanggung jawab, bukan perasaan sementara.

Kalau perlu, kasih tahu rekan kerja bahwa kamu butuh ruang sebentar untuk menenangkan diri. Daripada maksa ngobrol dan akhirnya ngomong yang nggak perlu, lebih baik ambil jeda dulu.

Bangun Kebiasaan Positif untuk Mengelola Emosi

Biar nggak gampang meledak, kamu juga perlu membangun kebiasaan positif yang bikin mental lebih stabil. Beberapa hal yang bisa kamu coba:

  • Olahraga ringan secara rutin (jalan kaki 15–30 menit pun cukup)

  • Tidur cukup dan berkualitas

  • Curhat ke orang yang bisa dipercaya

  • Meditasi atau journaling

  • Hindari drama kantor sebisa mungkin

Kebiasaan-kebiasaan ini bakal bantu banget menjaga emosi kamu tetap seimbang, terutama di tengah tekanan kerja.

Jangan Takut Minta Bantuan

Kalau kamu merasa emosi sulit dikendalikan dan mulai berdampak ke performa kerja, nggak ada salahnya minta bantuan profesional. Sekarang banyak kok layanan konseling atau psikolog yang bisa bantu kamu lebih kenal dan atur emosi.

Ingat, menjaga kesehatan mental itu bagian dari profesionalitas juga.

Bersikap Profesional Itu Investasi Jangka Panjang

Mengendalikan emosi dan bersikap profesional bukan cuma buat hari ini aja. Tapi juga jadi investasi buat karier kamu ke depannya. Orang-orang yang bisa menjaga sikap di tengah tekanan biasanya lebih dipercaya, lebih disukai, dan lebih diprioritaskan dalam banyak kesempatan.

Jadi, yuk mulai belajar jaga emosi. Nggak harus jadi orang yang selalu tenang 24/7, tapi cukup jadi versi kamu yang tahu kapan harus diam, kapan harus bicara, dan gimana menyampaikannya dengan cara yang bijak.